full of world dreams
.............me............me...............
Published on August 4, 2004 By arnalda In Personal Relationships
YOU ARE WHAT YOU THINK WHO YOU ARE
Oleh: Yasmine Arnalda
Pernah punya pengalaman merasa jadi orang serba pas-pasan?. Sejujurnya saya sering merasa demikian. Sedih sekali saat hari Senin, sahabat-sahabat saya cerita dengan semangat ‘45 tentang malam mingguannya dengan pacar masing-masing sementara saya asyik di rumah menonton acara tv yang tidak menarik. Belum lagi saat nilai ujian diumumkan, saya kembali harus melihat urutan nilai saya yang berada jauh di bawah teman-teman saya. Bukan hanya masalah pelajaran saya harus kalah, ternyata untuk urusan gaul saya juga nol. Suatu ketika saya diajak teman saya beramai-ramai ke sebuah acara gaul, katanya!!. Ugh, yang datang keren-keren, cakep-cakep, tajir-tajir. Teman-teman saya terlihat begitu bergembira dengan acara itu. Sibuk kenalan lah, ketawa-ketiwi, ngobrol sana sini. Mungkin hanya saya yang tidak menyatu dengan acara itu, padahal teman saya sudah berusaha untuk mengajak saya gabung dengan obrolan mereka. Berdiri di pojok ruangan, menyendiri berkesan tidak ingin diganggu. Saya melewati detik demi detik dengan sibuk membuat penilaian terhadap diri saya sehingga akhirnya saya merasa begitu kecil di hadapan mereka. Satu kesimpulan yang saya dapat, gue nggak ada apa-apanya dibanding mereka.
Perasaan seperti itu bisa muncul kapan dan dimana saja. Perasaan bahwa kita tidak memiliki kelebihan apapun, dan orang lain selalu lebih beruntung dari kita. Cantik nggak, pintar nggak, kaya nggak. Semua serba pas-pasan. Kata orang “nobody’s perfect”, tapi gue ? boro-boro perfect, punya kelebihan saja tidak. Kayaknya julukan hebat, acungan jempol tidak akan pernah mampir dalam kehidupan saya.
Teman saya yang sedikit kesal lalu berkata kepada saya, “Sebenarnya punya perasaan tidak pede seperti itu wajar dialami setiap orang. Tapi kalau sudah terlalu sering kita membuat penilaian seperti itu, saya rasa itu bukan sesuatu yang wajar dan harus dicari penyebabnya”.
Pernyataan teman saya membuat saya mulai berpikir apa benar saya sudah berlebihan menilai diri saya negatif, apa benar saya tidak punya sesuatu yang bisa saya banggakan atau hanya karena saya beranggapan tidak punya sesuatu yang bisa dibanggakan. Pertanyaan itu terus berkecamuk dalam benak saya sampai akhirnya saya berusaha untuk berubah.
Sejak itu saya berusaha untuk adil dengan diri sendiri. Yah, biarpun tidak cantik dan bikin setiap cowok memandang tanpa berkedip, setidaknya saya tidak bermasalah dengan tubuh saya. Saya mencoba untuk berpikir tidak dalam sudut yang pendek dan ternyata cukup membantu saya tidak merasa benar-benar di “bawah”. Saya juga mulai untuk tidak sibuk memikirkan kelebihan orang lain. Kenapa dia bisa begitu, kok saya tidak. Pernyataan seperti itu harus keluar dari benak saya dan mulai memikirkan bagaimana caranya bisa seperti itu. Saya banyak belajar dari kelebihan dari orang-orang di sekitar saya. Yang terpenting adalah mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Saya yakin kelebihan itu karunia dan Tuhan itu Maha Adil. Semua orang diberi kelebihan masing-masing tinggal bagaimana kita menemukan kelebihan kita. Kalau tidak cantik, tidak pintar atau tidak kaya bukan berarti dunia telah berakhir. Banyak hal yang masih bisa kita gali dari diri kita. Hal-hal kecil yang tidak terpikirkan ternyata bisa menjadi suatu kelebihan. Misalnya saja walaupun tidak cantik tapi kita selalu tampil rapi, murah senyum, suka menolong dan ramah. Itu akan menjadi hal yang menarik dari diri kita. Jangan pernah menyerah untuk menggali diri kita lebih dalam. Keyakinan dan usaha yang kuat akan sangat membantu kita untuk menemukan sisi positif dari diri kita.
Masih banyak yang harus kita lakukan di dunia ini. Usia muda sebaiknya kita gunakan untuk menggali potensi yang ada pada diri kita. Tidak perlu menyibukkan diri hanya untuk menyesali kekurangan diri kita dan terus membandingkan dengan orang lain karena itu hanya akan membuat kita semakin terpuruk.
Well, hari ini bisa kita mulai sebagai hari untuk mencari potensi diri yang selama ini tidak pernah kita ketahui atau kita ‘anggap’. Memulai sesuatu dari hal-hal yang kecil bukanlah sesuatu yang buruk. Saya juga akan mencobanya. Bagaimana dengan kamu?.
Yasmine_bul2@hotmail.com
Penulis: mahasiswa Psikologi Unisba


Comments
on Aug 26, 2004
hmmmmm
ada apa dengan mimin??
salut dah, pendewasaan kayanya, hati-hati jangan sampe tersesat
huehuheuhehuheuheuhuehuehue

Kun2
on Sep 16, 2004
min..gw punya pengalaman, waktu gw avonturir kepedalaman kalimantan. saat itu hari udah mulai gelap, aroma kayu lembab..begitu menusuk ...tapi aku tetep ingin menciumnya...dan malam makin gelap!...tiba-tiba datang orang tua gw yakin ini orang dayak pedalaman, ga pake sandal apalagi sepatu..baju seadanya...ama keranjang kecil dipunggungnya. dia berbicara dengan bahasa yang kurang aku mengerti, tapi aku bisa menebak maksudnya! ku ikuti saja dia kedalam hutan yang gelap! begitu lurus jalannya tanpa terjatuh sedang aku udah penuh lumpur, sampai akhirnya kita berhenti pada rumah panjang.
singkat cerita pasti lu berpikir sama dengan aku..kenapa dia bisa berjalan lancar sedang aku terjatuh kesana kemari?
...lalu dia bilang " kamu begitu jauh dengan Tuhan!!...kamu begitu rindu dengan matahari...hingga tuhan menidurkan matahari sekejap saja...kamu panik kesana kemari mencari api!!...lalu aku tanya...kenapa bapak bisa melihat dalam gelap ?...hati yang melihat!!.. karena dalam gelap kita bisa melihat hati siapa yang lebih terang!?...aku pulang ! buat mimin : belajarlah melihat dgn hati min...jangan telalu sering melihat dengan mata... mata suka melewatkan keindahan walau dekat sekali dengan kita : )