full of world dreams
my mind.... my mind
Published on July 28, 2004 By arnalda In Welcome




Secret Admirer
Oleh YASMINE ARNALDA
EH, lo tau ngga ini nomer HP siapa? Miskol-miskol aja, terus ngirim sms kata-kata cinta gitu, tanpa nama hanya tertulis dari seorang cowok. Menyebalkan, bikin penasaran,” ujar teman saya di suatu siang. Saat itu saya berpikir ada seseorang yang mengagumi teman saya dan mencoba menunjukkannya dengan cara unik. Saya lantas berkata, “mungkin dia seorang secret admirer”.

Malamnya saya mendengarkan acara curhat di sebuah radio. Seorang gadis yang tidak mau disebutkan namanya mengutarakan isi hatinya kepada seorang pria melalui sebuah surat yang dibacakan oleh si penyiar. Wah, banyak juga orang yang begitu perhatian terhadap seseorang bahkan mau berkorban terhadap orang yang disukainya tanpa mau diketahui identitasnya.

Saya yakin bukan hanya teman saya yang pernah mengalami kejadian serupa, menjadi “korban” seorang secret admirer. Nyatanya, tidak peduli laki-laki atau perempuan, banyak di antara kita yang sering berlaku seperti seorang secret admirer atau pengagum gelap.

Apa sebenarnya yang membuat seorang menjadi seorang pengagum gelap? Pertama, mungkin karena tidak berani menunjukkan rasa sukanya secara terang-terangan, tetapi juga tidak mau memendamnya terus-menerus.

Kedua, tidak siap membayangkan risiko yang akan diterima bila si dia tau bagaimana perasaan kita terhadap dia: apakah dia akan menjadi sebal dan akan menjauh dari kita. Atau kita juga takut bila dia merasa kita bukanlah orang yang istimewa bagi dia. Daripada begitu, lebih baik menjadikan rasa suka yang ada menjadi suatu secret.

Jadi pengagum gelap memang tidak selamanya buruk. Risiko malu karena bertepuk sebelah tangan mungkin sedikit berkurang. kita juga bisa mengekspresikan rasa suka kita tanpa risiko tinggi. Tetap bisa berdekatan dan bercanda dengan orang yang kita kagumi tanpa masalah karena dia tidak tahu perasaan kita. Namun kita juga mesti siap memendam emosi kita, tidak bisa curhat tentang perasaan kita, tidak bisa terang-terangan memperlihatkan perasaan sayang, marah, dan cemburu. Padahal, jauh di alam bawah sadar kita menginginkan bisa menunjukkan perasaan suka dengan blak-blakan. Bisa jadi karena sudah tidak mampu lagi memendam emosi, kita malah bertindak tidak rasional. Ih, sereem.

Padahal, namanya perasaan sangat manusiawi. Tidak ada larangan buat seseorang memiliki perasaan “lebih” pada seseorang. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengekspresikan rasa itu dalam batas-batas wajar. Jujur tentang perasaan kita terhadap seseorang akan terdengar manis, apalagi bila respons yang kita dapatkan sesuai dengan yang kita harapkan. Bila tidak, kita sudah cukup menjadi seorang yang gentle karena berani menghadapi risiko dan menjadikannya sebagai suatu pengalaman hidup.

Bayangkan, begitu banyak perhatian dan pengorbanan yang kita berikan pada orang yang kita kagumi, namun orang tersebut tidak pernah tahu diri kita atau malah selama ini sms yang kita kirimkan hanya dianggap sekadar jokes. Karena tidak tahu, hadiah yang kita berikan diam-diam kemudian menjadi penghuni setia tempat sampah. Sangat menyedihkan waktu kita terbuang hanya untuk hal yang sia-sia.

Persoalannya sebenarnya, bagaimana kita harus mengekspresikan perasaan secara tepat kepada orang yang kita kagumi. Ingat, menjadi pacar dari seseorang yang kita sukai dan harapkan sebenarnya bukan hanya angan-angan belaka. Tapi hanya kita yang bisa mewujudkannya. Tidak perlu menjadi seorang yang agresif untuk mengungkapkan perasaan. Cukup dengan cara yang halus dan tidak tergesa-gesa. Kita juga harus berpikir positif bahwa ketakutan kita tentang risiko buruk belum tentu terjadi. Bisa saja orang yang kita kagumi memiliki perasaan yang sama terhadap kita namun tidak berani juga untuk menunjukkan. Kalau kenyataannya begitu, tentu kita yang akan rugi karena kesempatan terbaik kita hilang sia-sia.

Sekarang saatnya kita membuat pilihan, apakah tetap menjadi seorang secret admirer atau tidak?***

Penulis, mahasiswa psikologi Unisba and sneakers lover

| KEMBALI KE ATAS | HALAMAN DEPAN | KONTAK BELIA |

2004 - PIKIRAN RAKYAT CYBER MEDIA



Comments
No one has commented on this article. Be the first!